Postingan

  MENANTI HUJAN   Mendung menggelayut di langit Namun hujan tak kunjung datang Duduk termangu di depan pintu Menanti sang hujan turun   Sesaat memandang ke langit Sesekali berdiri Kau langkahkan kaki kecilmu ke pelataran Sambil tengadah ke langit kelam Tanganmu kau julurkan Belum turun juga Dalam hati berkata Mungkin sang katak enggan memanggil hujan   Tuk kesekian kali tengadah ke langit Tes……. Setetes air menapak di keningmu Horeeeeee……!!! Hujan Maaah…….!! Teriak girang sambil berlompatan Riang suaramu Tertawa senang kau rentangkan tanganmu Seakan menerima hujan Yang sedari tadi kau nantikan
MENCINTAIMU Mencintaimu adalah sebuah naluri Dari setetes air susu yang mengikat dua jiwa... Jiwa seorang ibu yang menyayangimu  tanpa batas waktu Mencintaimu  adalah mata dengan mata yang saling menatap terjalin ikatan  yang lahir dari sentuhan Mencintaimu adalah manjamu menyentuh setiap relung kalbu disela canda dan tawamu Mencintaimu adalah aku
FIMOSIS Ku usap lembut jemari kecilmu sedikit bengkak karena jarum infus yang menusuk tanganmu "Sayangku...." tak bisa kulanjutkan kata-kataku terasa menyangkut ditenggorokanku Fimosis mengantarkanmu ketempat yang tak pernah kuinginkan melihatmu terbaring lemah meluluhlantakan hatiku tanpa senyum pandangan layu sungguh tak kuasa menatapmu Nak kala itu usiamu 360 hari mau tidak mau harus sunat dini demi kesembuhanmu tak pernah kubayangkan  sekecil itu harus sunat Ya...Tuhan..... haruskah... air mata ini tak bisa kubendung lima hari setelah itu sekali lagi kutahan ketakberdayaanku melihat permataku harus sunat dini Ya Tuhan.... kuatkan aku sungguh aku lemah lemas.... cemas... gelisah... seminggu setelah itu senyum permataku kembali celoteh menggema di setiap sudut rumah kaki kecilmu mulai menapak lagi Tuhan terimakasih.... atas kemurahan hatiMu anakku kembali sehat *Fimosis: kelainan pada penis yang belum disunat berupa kulup atau kulit kepala penis yang melekat erat pada kepal

Aku di Hidupmu

Lukislah aku dalam benakmu Ingat aku kala rindu mengusikmu Simpan suara tawaku Putar kembali kala rindu berbisik ditelingamu Tulis namaku dalam hatimu Panggil namaku kala rindu merasuk jiwamu Dekap aku dalam pelukmu Kala hati tak lagi mampu membendung rindumu

Ini Malam Minggu

Ini malam Minggu Tapi kau membisu Ini seharusnya waktuku dan waktumu Tapi kau membisu Ini malam Minggu Tapi sedih hatiku Ini seharusnya hanya kau dan aku Tapi kau berlalu Ini malam Minggu Tapi gelisah hatiku Ini seharusnya kita menghabiskan waktu Tapi kau jauh dariku Ini malam Minggu Tapi waktu tak berpihak padaku Ini seharusnya kita saling melepas rindu Tapi waktu terus berlalu tak mau tau Ini malam Minggu Seharusnya kau dan aku bertemu Menyatu dalam rasa Menumpahkan semua kerinduan dalam peluk hangatmu

e.n.t.a.h

Entahlah... Tak bisa kuungkapkan dengan kata Rasa yang mulai ada Perlahan mengetuk pintu hati Menyusup direlung kalbu Menebar benih rasa yang mengalir kesetiap sudut-sudut nadi Akankah bersemi kembali ataukah hanya luka yang merobek rasa

KEKASIHKU

Air mata ini tak cukup untuk mewakili perasaanku Rasa yang mendalam padamu kekasihku. Kekasihku... kau pinta tuk membuka hatiku Kau masuki hatiku dengan cinta dan sayangmu Kau taburi dengan kata-kata manismu Dan seuntai rindu yang membiru kekasihku.... Kau belenggu hatiku dengan tali cinta yang tak lekang oleh waktu Kau kecup luka-lukaku dengan keiklasanmu Kau hembuskan kehidupan baru disetiap denyut nadiku Mengalir......ke jantung hatiku Menghentakkan lamunanku Akankah ini nyata ataukah anganku saja....kekasihku